Tambolaka, 30 Maret 2025.
Pasola adalah tradisi tahunan yang unik dan spektakuler dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Perayaan ini merupakan bagian integral dari kepercayaan Marapu, agama asli masyarakat Sumba, dan diadakan untuk menyambut musim tanam padi serta memohon berkah bagi hasil panen yang melimpah.
Asal Usul dan Makna Pasola
Kata "pasola" berasal dari bahasa setempat yang berarti "lembing" atau "tombak". Tradisi ini melibatkan dua kelompok penunggang kuda yang saling melemparkan tombak kayu tumpul dalam sebuah simulasi pertempuran. Menurut legenda, pasola bermula dari kisah seorang wanita di desa Waiwuang yang, setelah mengira suaminya meninggal, menikah lagi dengan pria dari desa lain. Kembalinya suami pertama memicu konflik antar desa yang kemudian diselesaikan melalui pertempuran simbolis yang kini dikenal sebagai pasola.
Pelaksanaan Ritual Pasola
Pasola diadakan setiap tahun pada bulan Februari atau Maret, waktunya ditentukan oleh munculnya nyale, yaitu cacing laut berwarna-warni yang muncul seminggu setelah bulan purnama. Kehadiran nyale dianggap sebagai pertanda waktu yang tepat untuk memulai pasola dan menanam padi.
Prosesi Pasola
Dalam perayaan ini, dua kelompok penunggang kuda, masing-masing terdiri dari sekitar 25 pria, berhadapan di lapangan terbuka. Mereka mengenakan pakaian tradisional berwarna-warni dan menunggang kuda Sandalwood, ras kuda khas Sumba yang dikenal tangguh. Dengan kecepatan tinggi, mereka saling melempar tombak kayu tumpul, menciptakan pemandangan yang menegangkan namun penuh semangat kebersamaan. Meskipun tombak yang digunakan tidak tajam, risiko cedera tetap ada, dan darah yang tertumpah diyakini akan menyuburkan tanah dan membawa keberuntungan bagi hasil panen.
Peran Kuda Sandalwood
Kuda Sandalwood memiliki peran penting dalam tradisi pasola dan kehidupan masyarakat Sumba secara umum. Selain digunakan dalam upacara adat, kuda ini juga berperan dalam transportasi dan pertanian. Namun, populasi kuda Sandalwood mengalami penurunan akibat tekanan ekonomi dan perubahan budaya. Pariwisata yang berfokus pada tradisi dan keindahan alam Sumba diharapkan dapat membantu melestarikan keberadaan kuda ini serta budaya Sumba secara keseluruhan.
Wisata dan Partisipasi
Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan pasola, penting untuk merencanakan kunjungan sesuai dengan jadwal festival yang ditentukan berdasarkan kalender tradisional dan kemunculan nyale. Lokasi utama penyelenggaraan pasola meliputi daerah Kodi, Lamboya, dan Wanukaka. Menyaksikan pasola memberikan pengalaman mendalam tentang kekayaan budaya Sumba dan semangat komunitasnya dalam menjaga tradisi leluhur.
Pasola bukan sekadar festival, melainkan manifestasi dari nilai-nilai spiritual, sosial, dan budaya masyarakat Sumba yang telah diwariskan selama berabad-abad. Melalui perayaan ini, masyarakat Sumba mengekspresikan rasa syukur, mempererat solidaritas, dan menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan leluhur.