-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Pemeriksaan Ante Mortem: Benteng Pertama Cegah Penyakit Zoonosis dan Penyakit Menular Pada Hewan Ternak.

Minggu, 08 Juni 2025 | Minggu, Juni 08, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-08T23:45:07Z


Oleh: Dr.drh.Petrus Malo Bulu,MVSc

Hari-hari besar keagamaan seperti Idul Adha merupakan momen sakral yang penuh makna spiritual, sosial, dan solidaritas antarumat. Dalam perayaan ini, jutaan hewan kurban seperti sapi, kambing, dan domba disembelih dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat. Namun, di balik kemuliaan ibadah kurban, tersembunyi tantangan besar yang sering kali luput dari perhatian publik: risiko penyebaran penyakit menular dari hewan ke manusia maupun hewan lain, jika aspek kesehatan hewan diabaikan.

Salah satu langkah paling penting namun sering terabaikan adalah pemeriksaan ante mortem, yakni pemeriksaan fisik dan perilaku hewan sebelum dipotong. Pemeriksaan ini merupakan benteng pertama dalam mendeteksi dini adanya tanda-tanda penyakit, memastikan kesejahteraan hewan, dan melindungi kesehatan masyarakat. Pemeriksaan ini bukan hanya prosedur administratif, tetapi bagian vital dari sistem pengendalian penyakit menular dan zoonosis.

Ancaman Nyata: PMK dan Zoonosis

Indonesia saat ini masih bergelut dengan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang sejak merebak kembali pada tahun 2022, telah menyebar ke berbagai provinsi dan berdampak luas. PMK adalah penyakit hewan yang sangat menular, terutama menyerang sapi, kambing, dan domba. Hewan yang terinfeksi menunjukkan luka di mulut dan kuku, demam, dan kesulitan makan. Meskipun tidak zoonotik, penyebaran PMK menyebabkan kerugian ekonomi besar, mengganggu pasokan daging, dan menurunkan nilai kepercayaan terhadap kualitas hewan kurban.

Tak kalah penting, terdapat ancaman dari berbagai penyakit zoonosis—penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia—seperti antraks, bruselosis, tuberculosis, leptospirosis, dan parasit darah. Penyakit-penyakit ini kerap tak terdeteksi tanpa pemeriksaan medis yang cermat, dan bisa menyebar melalui daging, darah, air liur, atau kontak langsung saat proses penyembelihan dan pengolahan daging.

Titik Kritis di Hari Raya

Pada hari-hari besar keagamaan, seperti Idul Adha, pergerakan hewan sangat tinggi dari satu wilayah ke wilayah lain bahkan antar provinsi dan aktivitas pemotongan hewan melonjak tajam serta sering dilakukan di luar rumah potong hewan resmi (RPH), seperti di halaman masjid atau lingkungan permukiman. Di sinilah letak kerentanan paling tinggi. Tanpa pengawasan dari tenaga kesehatan hewan, masyarakat berisiko menyembelih dan mengonsumsi daging dari hewan yang sebetulnya tidak layak potong.

Pemeriksaan ante mortem dapat mencegah hal ini. Dengan memeriksa kondisi umum hewan seperti suhu tubuh, perilaku makan, gerakan, kondisi kulit, dan organ vital, tenaga kesehatan dapat memberikan penilaian apakah hewan tersebut layak disembelih atau harus ditunda karena dugaan penyakit.

Pendekatan One Health dan Peran Semua Pihak

Pemeriksaan ante mortem adalah bagian integral dari pendekatan One Health, yang menyadari bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Dengan memastikan hewan kurban sehat, kita turut menjaga keselamatan pangan, mencegah penyebaran penyakit, dan menjaga stabilitas ekosistem peternakan.

Oleh karena itu, pemerintah daerah, dinas peternakan, panitia kurban, dan tokoh agama harus bersinergi untuk menyediakan layanan pemeriksaan hewan secara gratis atau terjangkau menjelang hari raya. Dokter hewan, paramedis veteriner, dan mahasiswa kedokteran hewan perlu dilibatkan secara aktif dalam proses ini.

Sementara itu, masyarakat sebagai pelaku utama ibadah kurban juga harus semakin sadar bahwa memilih hewan sehat adalah bagian dari keutamaan kurban itu sendiri. Kesehatan hewan bukan hanya masalah teknis, tetapi juga bagian dari tanggung jawab moral dan sosial.

Pemeriksaan ante mortem adalah langkah sederhana namun berdampak besar dalam mencegah risiko penyakit, menjaga kesehatan lingkungan, dan melindungi generasi masa depan. Dengan hewan kurban yang sehat, kita ikut menjaga kesehatan bangsa.


* Dr.drh.Petrus Malo Bulu,MVSc- Akademisi dan Praktisi Kesehatan Hewan

 

×
Berita Terbaru Update