Menurut keterangan pihak sekolah, makanan bergizi tersebut dibagikan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WITA, sesaat sebelum jam istirahat pertama. Tak berselang lama, sejumlah siswa mulai mengeluhkan mual, pusing, dan sakit perut. Beberapa bahkan muntah dan harus dibawa keluar kelas.
“Kami langsung menghubungi pihak Puskesmas terdekat dan Dinas Kesehatan. Sebagian siswa dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis,” ujar Kepala Sekolah SMPN 8, Yohana S. Baitanu, kepada SEI News.
Berdasarkan data sementara, sedikitnya 186 siswa mengalami gejala keracunan ringan hingga sedang. Petugas kesehatan yang datang ke lokasi langsung memberikan pertolongan pertama dan mengambil sampel makanan untuk diteliti lebih lanjut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr. Kristian Ndolu, menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti insiden ini. “Kami sudah mengirim tim ke lokasi dan mengambil sampel makanan, termasuk air minum dan perlengkapan makan. Dugaan sementara mengarah pada kontaminasi makanan, tapi hasil laboratorium masih kami tunggu,” jelasnya.
Program makanan bergizi gratis merupakan bagian dari inisiatif pemerintah untuk meningkatkan asupan gizi siswa di sekolah. Insiden ini pun menjadi perhatian serius berbagai pihak, terutama dalam hal pengawasan mutu makanan yang disalurkan.
Sementara itu, orang tua siswa yang mendengar kabar ini segera datang ke sekolah untuk memastikan kondisi anak-anak mereka. Suasana sempat panik, namun pihak sekolah menenangkan orang tua dan menjamin semua siswa tertangani dengan baik.
Pihak kepolisian juga telah turun tangan dengan melakukan penyelidikan dan memeriksa pihak penyedia katering. “Kami akan menelusuri jalur distribusi makanan, sumber bahan baku, hingga proses pengolahan. Bila ditemukan unsur kelalaian, tentu akan ada sanksi hukum,” kata Kapolsek Oebobo, Iptu Heri W. Lape.
Hingga berita ini diturunkan, sebagian besar siswa yang dirawat telah diperbolehkan pulang, namun beberapa masih dalam observasi. Pemerintah Kota Kupang berjanji akan mengevaluasi seluruh proses distribusi makanan di sekolah-sekolah agar kejadian serupa tidak terulang.