Gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo yang melanda Myanmar dan Thailand pada Jumat, 28 Maret 2025, telah menyebabkan dampak yang signifikan di kedua negara.
Korban Jiwa dan Kerugian
Di Myanmar, jumlah korban tewas mencapai lebih dari 1.700 orang, dengan sekitar 3.400 lainnya mengalami luka-luka, dan lebih dari 300 orang dilaporkan hilang. Kota Mandalay, sebagai salah satu area terdampak paling parah, mengalami kerusakan infrastruktur yang luas, termasuk rumah sakit, jembatan, dan jalan raya, yang menghambat upaya penyelamatan dan distribusi bantuan.
Sementara itu, di Thailand, setidaknya 18 orang dilaporkan meninggal dunia, dengan 78 lainnya masih hilang akibat runtuhnya sebuah gedung di Bangkok. Upaya penyelamatan terus dilakukan untuk menemukan korban yang terjebak di bawah reruntuhan.
Kerugian Ekonomi
Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) memperkirakan bahwa jumlah korban tewas dapat melebihi 10.000 orang dan kerugian ekonomi akibat gempa ini berpotensi melampaui total output ekonomi tahunan Myanmar. Kerusakan infrastruktur penting seperti bandara, jembatan, dan jalan raya semakin memperparah situasi ekonomi negara yang sudah terpuruk akibat konflik internal.
Bantuan Internasional
Komunitas internasional telah merespons dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Negara-negara seperti China, Rusia, India, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Amerika Serikat telah mengirimkan tim penyelamat, pasokan medis, dan bantuan finansial. Organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Palang Merah, dan Catholic Relief Services juga turut serta dalam upaya bantuan ini.
Meskipun belum ada laporan spesifik mengenai bantuan dari Indonesia, sebagai negara tetangga dan anggota ASEAN, Indonesia diharapkan akan berpartisipasi dalam upaya bantuan kemanusiaan ini.
Sumber: AP News, Reuters dan The Guardian
.png)