New York, AS –Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan peringatan keras kepada komunitas internasional terkait kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza. Dalam laporan terbarunya, Gaza dinyatakan sebagai wilayah dengan tingkat kelaparan tertinggi di dunia, mengungguli zona-zona konflik lain seperti Sudan Selatan dan Yaman.
Laporan yang dirilis oleh Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) menyebutkan bahwa lebih dari dua juta penduduk Gaza saat ini menghadapi kelaparan akut, dengan sebagian besar mengalami akses terbatas bahkan terhadap pangan paling dasar.
“Situasi di Gaza telah mencapai titik darurat penuh. Sistem logistik pangan telah runtuh, dan akses terhadap bantuan sangat terbatas,” kata Cindy McCain, Direktur Eksekutif WFP, dalam konferensi pers di markas besar PBB, New York.
Konflik dan Blokade Jadi Pemicu Utama
PBB menyoroti bahwa blokade berkelanjutan, konflik militer yang intensif, serta kerusakan infrastruktur sipil menjadi penyebab utama memburuknya krisis pangan di wilayah tersebut. Banyak keluarga kini hanya bisa makan sekali dalam sehari, dan bahkan itu pun belum tentu bergizi cukup.
“Anak-anak, ibu hamil, dan lansia adalah kelompok yang paling rentan. Kami menerima laporan bahwa kasus malnutrisi berat telah meningkat dua kali lipat sejak awal tahun,” ungkap laporan resmi WFP.
Laporan tersebut menambahkan bahwa distribusi bantuan terhambat oleh pembatasan perbatasan dan tidak adanya jaminan perlindungan bagi konvoi kemanusiaan.
Seruan PBB: Akses Kemanusiaan Tanpa Syarat
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mendesak pembukaan akses kemanusiaan tanpa syarat dan segera ke Jalur Gaza. Ia juga meminta dukungan dari negara-negara donor serta lembaga internasional untuk mencegah bencana kelaparan skala penuh.
“Kita berada di ambang bencana kemanusiaan yang sepenuhnya dapat dicegah jika dunia bertindak cepat. Gaza membutuhkan solidaritas, bukan retorika,” tegas Guterres dalam pernyataan resmi.
Dunia Diminta Tidak Diam
Berbagai organisasi kemanusiaan, termasuk Save the Children dan Doctors Without Borders, turut menyerukan perhatian global atas tragedi yang sedang berlangsung di Gaza. Mereka memperingatkan bahwa tanpa perubahan kebijakan dan intervensi nyata, ribuan nyawa, terutama anak-anak, akan hilang sia-sia.