SEI NEWS, Minggu, 15 Juni 2025 Kupang, Nusa Tenggara Timur
Kupang – Tel Aviv – Teheran
Langit Timur Tengah memerah. Ledakan mengguncang kota-kota besar. Dunia kembali dihantui mimpi buruk: perang besar yang bisa melibatkan kekuatan global dan mengulang luka sejarah yang tak ingin dikenang.
Sejak Jumat malam (13/6), Israel dan Iran resmi masuk dalam babak baru: perang terbuka. Rudal berseliweran di langit Tel Aviv, Damaskus, dan Baghdad. Di balik layar, kekuatan besar dunia mulai mengambil posisi. Amerika Serikat dan Inggris kini berdiri di sisi Israel, sementara Iran mendapat dukungan penuh dari Rusia, Suriah, dan beberapa faksi bersenjata di kawasan.
Serangan Balasan dan Harga yang Dibayar
Pemerintah Israel menyebut ini sebagai aksi bela diri atas rentetan serangan dari kelompok proksi Iran. Sementara Iran menyebut langkah Israel sebagai agresi dan menyerukan "perlawanan terhadap penindasan global".
Namun, di balik narasi-narasi politik itu, ada anak-anak yang ketakutan di ruang bawah tanah. Ada keluarga yang kehilangan rumah dalam sekejap. Ada tangisan yang tak sempat direkam kamera. Perang, sekali lagi, tidak pernah adil bagi mereka yang tidak bersenjata.
Serangan Besar di Berbagai Titik
Ledakan hebat terjadi di beberapa kota besar, termasuk Tel Aviv, Haifa, Damaskus, dan Baghdad. Rudal balistik dilaporkan menghantam beberapa fasilitas militer dan infrastruktur vital. Korban sipil mulai berjatuhan di kedua sisi, memicu gelombang pengungsian besar-besaran.
Di Laut Mediterania, kapal perang Amerika Serikat dan Inggris dilaporkan sudah terlibat kontak langsung dengan armada laut Iran. Rusia mengumumkan pengerahan sistem pertahanan udara S-400 ke Suriah dan menyatakan “siap membela sekutunya dari agresi asing.”
Respons Dunia Internasional
PBB menyerukan gencatan senjata segera dan menjadwalkan sidang darurat Dewan Keamanan. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada sinyal penurunan eskalasi. NATO sendiri mengeluarkan pernyataan “mendukung penuh” sekutunya, tetapi masih menahan keterlibatan langsung sebagai aliansi.
Cina menyerukan deeskalasi dan memperingatkan dampak ekonomi global yang akan muncul jika perang meluas. Harga minyak mentah dunia langsung melonjak lebih dari 10% dalam waktu kurang dari 12 jam.
Dunia di Ambang Bencana Global
Para analis militer dan pengamat politik menyebut konflik ini sebagai flashpoint yang bisa berkembang menjadi Perang Dunia Ketiga. Jika keterlibatan negara-negara besar terus meningkat, eskalasi global tak terhindarkan.
Suara Dunia: Damai Terancam
Dewan Keamanan PBB telah menggelar sidang darurat, namun hasil konkret masih belum tampak. Sementara itu, harga minyak melonjak tajam, pasar global gonjang-ganjing, dan masyarakat internasional—termasuk Indonesia—mulai bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
Presiden Republik Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam dan mendesak kedua pihak untuk menahan diri. “Indonesia berdiri bersama rakyat dunia yang mendambakan perdamaian, bukan perang,” ucap Presiden dalam siaran pers dari Istana.
Dari Kupang: Harapan dari Ujung Timur
Di tengah kegaduhan dunia, di kota Kupang yang damai, para pemuda berkumpul di taman kota Sabtu malam, berdiskusi tentang masa depan. "Kita hanya bisa berdoa agar ini tidak jadi perang dunia beneran," ucap Yosef, mahasiswa Universitas Nusa Cendana.
Suara-suara dari Kupang mungkin tak terdengar di Teheran atau Washington. Tapi doa, harapan, dan ketulusan dari ujung timur Indonesia ini menandakan bahwa dunia masih punya sisi yang ingin bertahan dalam damai.
Laporan Langsung SEI News
Koresponden Timur Tengah | Redaksi Kupang
Foto: AP/Reuters – Asap membumbung dari serangan udara di Gaza dan Tel Aviv