-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Nepal Membara: Korban Jiwa, Kerusakan, dan Siapa yang Kini Mengendalikan Suasa

Jumat, 12 September 2025 | Jumat, September 12, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-12T13:01:51Z

 

Kathmandu, Morgantara News.com— Negara bagian Nepal dilanda kerusuhan berskala besar dalam beberapa hari terakhir setelah protes massal yang dipicu oleh rencana pelarangan beberapa platform media sosial dan maraknya kekecewaan publik terhadap korupsi pejabat. Demonstrasi yang dipelopori kelompok yang kerap disebut “Gen Z” berujung pada pembakaran gedung-gedung pemerintahan, hotel mewah, dan sejumlah rumah pemimpin politik, serta penjarahan di beberapa pusat perbelanjaan. 

Menurut data kepolisian dan laporan media internasional, jumlah korban tewas terus bertambah: angka resmi terakhir yang dilaporkan polisi mencapai 51 orang tewas — termasuk warga sipil, narapidana, dan beberapa anggota aparat — sementara ribuan lainnya terluka dan dirawat di rumah sakit. Selain itu terjadi pelarian massal narapidana dari beberapa penjara, yang semakin memperparah keadaan keamanan. 

Kerusakan materiil sangat besar. Gedung parlemen dan kompleks perkantoran pemerintah (Singha Durbar) dirusak dan dibakar; beberapa hotel bintang lima di kawasan pusat kota, termasuk Hilton dan Hyatt Regency, juga menjadi sasaran api dan vandalisme hingga mengalami kerusakan berat atau terbakar habis. Laporan awal menghitung kerugian properti mencapai miliaran rupee dan dampak parah pada sektor pariwisata yang menjadi sumber devisa penting Nepal. 

Insiden tragis juga menimpa warga asing dan tamu hotel: salah satu laporan menyebut seorang wanita India tewas saat mencoba melarikan diri dari serangan arson di sebuah hotel di Kathmandu, menyorot bagaimana kekerasan ini juga berdampak pada warga internasional dan wisatawan. 

Siapa yang kini mengendalikan suasana? Dalam beberapa jam dan hari setelah gelombang kekerasan, militer Nepal dikerahkan ke ibu kota untuk membantu memulihkan ketertiban; pasukan tentara patroli terlihat di jalan-jalan utama dan mengambil alih beberapa titik strategis untuk menahan eskalasi. Pemerintah pusat mengalami guncangan politik: Perdana Menteri mengundurkan diri di tengah tekanan, dan nama-nama pemimpin sementara (termasuk figur-figur dari kalangan hukum seperti mantan hakim tinggi) disebut-sebut sebagai calon pemimpin transisi. Kondisi saat ini digambarkan sebagai ketegangan di bawah pengawasan militer dan pasukan keamanan, dengan pemerintahan transisi mulai mengambil langkah-langkah darurat sambil menegakkan jam malam dan pembatasan. 

Situasi kemanusiaan juga mengkhawatirkan: rumah sakit kewalahan menampung korban luka, keluarga berduka menggelar vigil, dan ratusan hingga ribuan warga mengungsi dari wilayah yang paling parah terkena dampak. Sejumlah negara tetangga dan perwakilan diplomatik memantau perkembangan dengan cemas, sementara upaya untuk memulangkan korban asing sedang berlangsung.


Sumber berita: Reuters, Al Jazeera,  NDTV, AP / Media galleries

Iklan

×
Berita Terbaru Update