Insiden itu terjadi di ruang kerja korban, disaksikan oleh beberapa pegawai lain. Pelaku, yang diketahui berasal dari SD Katolik Ilhaloko di Kecamatan Kodi Utara, sebelumnya telah datang untuk mengurus laporan pencairan dana BOS. Namun, laporan tersebut dikembalikan karena ada kekurangan dokumen. Ia sempat keluar ruangan dan kembali beberapa saat kemudian — kali ini, membawa pisau.
Tanpa banyak bicara, pelaku langsung menikam korban dua kali di bagian tubuh. Teriakan dan kepanikan sontak menggema di lingkungan kantor. Rekan-rekan korban segera membawa Aloysius ke RSUD Reda Bolo untuk mendapatkan penanganan medis intensif. Sementara itu, pelaku diamankan oleh petugas dan kini tengah diperiksa di Polres Sumba Barat Daya.
Kepala Satuan Reskrim Polres SBD, AKP I Ketut Rai Artika, menyebut bahwa pelaku merasa frustrasi karena laporan dana BOS-nya terus mengalami koreksi sejak bulan Maret. "Kami memahami bahwa tekanan bisa terjadi dalam pekerjaan, tapi tindakan kekerasan tak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun. Kami akan menindaklanjuti kasus ini sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi korban masih dalam pengawasan tim medis. Sementara itu, suasana kantor Dinas Pendidikan telah kembali kondusif, meski bayang-bayang trauma masih membekas di benak para pegawai.
Kasus ini menjadi peringatan bahwa tekanan di dunia kerja, jika tidak dikelola dengan baik, bisa berujung pada tragedi yang tidak hanya merugikan satu pihak, tetapi mengguncang seluruh komunitas.
Ringkasan Fakta
| Fakta | Detail |
|---|---|
| Tanggal & Waktu | Senin, 16 Juni 2025 sekitar pukul 13.00 WITA |
| Tempat | Kantor Dinas Pendidikan & Kebudayaan SBD |
| Korban | Aloysius Lede Bora (ASN, Kasi Kurikulum SD) |
| Pelaku | Emanuel Karsianto Sukardana (operator SD) |
| Alasan | Pelaku kesal laporan dana BOS dikoreksi berulang |
| Barang Bukti | Pisau yang dibawa dari rumah |
| Proses Hukum | Pelaku ditangkap, korban dirawat, TKP telah aman |
.png)