1. Masa Kuno (sebelum Masehi)
Sekitar 2000 SM, wilayah Kanaan (Palestina kuno) dihuni oleh berbagai bangsa, termasuk orang Kanaan, Filistin, dan suku-suku lain.
Bangsa Israel (keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub) kemudian bermukim di wilayah ini, terutama setelah kisah Keluaran (Exodus) dari Mesir yang dipimpin Musa dan kemudian Yosua.
Sekitar 1000 SM, Daud mendirikan kerajaan Israel dengan ibu kota Yerusalem. Anaknya, Salomo, membangun Bait Suci pertama.
Setelah itu kerajaan terpecah: Israel (Utara) dan Yehuda (Selatan). Kedua kerajaan ini akhirnya ditaklukkan oleh bangsa asing (Asyur, Babilonia, Persia, Yunani, dan Romawi).
2. Masa Romawi dan Diaspora Yahudi
Tahun 70 M, Romawi menghancurkan Bait Suci Kedua di Yerusalem. Banyak orang Yahudi diusir dari tanah ini (disebut Diaspora Yahudi).
Wilayah itu kemudian disebut Palestina oleh Romawi (nama diambil dari bangsa Filistin) untuk menghapus identitas Yahudi.
Sejak itu, tanah Palestina dihuni oleh campuran bangsa: Yahudi yang tersisa, Kristen, dan kemudian Muslim setelah Islam masuk abad ke-7.
3. Masa Islam dan Ottoman
Abad ke-7: Kekhalifahan Umar bin Khattab menaklukkan Yerusalem. Wilayah ini menjadi bagian dari dunia Islam, dengan penduduk mayoritas Arab-Muslim, meski Yahudi dan Kristen tetap ada.
Abad ke-16 hingga awal abad ke-20: Palestina berada di bawah kekuasaan Kesultanan Ottoman (Turki Utsmani).
4. Masa Mandat Inggris (1917–1948)
Tahun 1917, Inggris menguasai Palestina setelah Ottoman kalah dalam Perang Dunia I.
Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour, yang mendukung pendirian “tanah air nasional bagi orang Yahudi” di Palestina.
Gelombang imigrasi Yahudi meningkat, terutama karena antisemitisme di Eropa dan puncaknya tragedi Holocaust (1940-an).
Penduduk Arab Palestina menolak imigrasi massal Yahudi, sehingga terjadi bentrokan antar komunitas.
5. Proklamasi Israel (1948)
Tahun 1947, PBB mengusulkan pembagian Palestina:
Negara Yahudi → 55% wilayah
Negara Arab Palestina → 45% wilayah
Yerusalem → zona internasional
Orang Yahudi menerima, tetapi Arab Palestina dan negara-negara Arab menolak.
14 Mei 1948, David Ben-Gurion memproklamasikan berdirinya Negara Israel.
Keesokan harinya, negara-negara Arab menyerang Israel (Perang Arab–Israel 1948).
Hasil perang: Israel menang dan menguasai lebih banyak wilayah dari yang diberikan PBB. Sementara ratusan ribu orang Palestina terusir (disebut Nakba, bencana).
6. Palestina Setelah 1948
Jalur Gaza dikuasai Mesir, Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur dikuasai Yordania.
Tahun 1967, Israel memenangkan Perang Enam Hari dan merebut:
Tepi Barat (dari Yordania)
Jalur Gaza dan Sinai (dari Mesir)
Dataran Tinggi Golan (dari Suriah)
Yerusalem Timur
Sejak itu, wilayah Palestina berada di bawah pendudukan Israel.
7. Perjuangan Palestina
Tahun 1964 berdiri PLO (Palestine Liberation Organization), yang dipimpin Yasser Arafat, memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Tahun 1987, meletus Intifada (perlawanan rakyat Palestina).
Tahun 1993, ada Perjanjian Oslo antara Israel dan Palestina yang mengakui terbatas Otoritas Palestina di Gaza dan sebagian Tepi Barat.
Namun, konflik terus berlanjut hingga sekarang karena isu:
Status Yerusalem
Permukiman Yahudi di Tepi Barat
Hak kembali pengungsi Palestina
Keamanan Israel
8. Kondisi Kini
Israel diakui sebagai negara oleh banyak pihak, tetapi masih menempati wilayah yang seharusnya menjadi Palestina merdeka.
Palestina saat ini hanya memiliki kekuasaan terbatas di Tepi Barat (di bawah Otoritas Palestina) dan Jalur Gaza (dikuasai Hamas).
Dunia internasional masih terbelah dalam mendukung Israel atau Palestina, dan konflik terus berlangsung hingga hari ini.
👉 Jadi, Israel lahir tahun 1948, tetapi tanah yang disebut Palestina sudah bersejarah ribuan tahun dengan pergantian kekuasaan berbagai bangsa. Konflik modern muncul karena benturan nasionalisme Yahudi (Zionisme) dan nasionalisme Arab Palestina atas tanah yang sama





.png)